Yogyakarta, 5 Februari 2025 – Bulan suci Ramadhan 2025 segera tiba, namun umat Islam di Indonesia akan memulai ibadah puasa pada waktu yang berbeda, tergantung pada organisasi yang mereka ikuti. Muhammadiyah telah menetapkan bahwa 1 Ramadhan 2025 jatuh pada 1 Maret 2025, sementara Nahdlatul Ulama (NU), sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, masih menunggu hasil rukyatul hilal (melihat bulan) untuk menentukan awal puasa.
Ramadhan 2025, Sebuah Perbedaan Awal Puasa
Muhammadiyah, dengan metode hisab (perhitungan astronomi), telah lebih dulu menetapkan tanggal 1 Maret 2025 sebagai awal Ramadhan. Menurut mereka, hasil perhitungan posisi bulan menunjukkan bahwa 1 Ramadhan 2025 jatuh pada tanggal tersebut.
Sementara itu, NU sebagai organisasi yang lebih mengutamakan metode rukyatul hilal (melihat bulan), belum bisa memastikan tanggal pasti untuk awal Ramadhan 2025. NU dan sebagian umat Islam lainnya akan mengikuti hasil pengamatan hilal pada 29 Sya’ban 1446 H, yang diperkirakan akan dilakukan pada tanggal 28 Februari 2025. Jika hilal terlihat, maka 1 Ramadhan 2025 akan jatuh pada 1 Maret 2025, namun jika tidak terlihat, maka awal puasa akan dimulai pada 2 Maret 2025.
Pentingnya Perbedaan Metode dalam Menentukan Awal Ramadhan
Perbedaan ini bukanlah hal baru, karena memang setiap organisasi Islam memiliki pendekatan yang berbeda dalam menetapkan awal bulan Ramadhan. Muhammadiyah cenderung menggunakan metode hisab yang berdasarkan pada perhitungan ilmiah posisi bulan, sementara NU dan beberapa organisasi Islam lainnya mengutamakan metode rukyatul hilal yang bergantung pada pengamatan langsung bulan.

Meskipun ada perbedaan, kedua organisasi ini sepakat bahwa Ramadhan adalah bulan penuh berkah yang patut disambut dengan semangat untuk memperbanyak ibadah dan amal kebaikan. Keberagaman dalam cara menentukan awal Ramadhan menjadi bagian dari kekayaan tradisi keislaman di Indonesia.
Semangat Ramadhan yang Tak Tergoyahkan
Bagaimanapun perbedaan awal Ramadhan yang mungkin terjadi, semangat untuk menjalankan ibadah puasa tetap sama. Ramadhan adalah waktu untuk memperbaiki diri, memperbanyak ibadah, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain itu, bulan suci ini juga menjadi momen untuk berbagi dengan sesama, membantu yang membutuhkan, serta menjaga hubungan baik antar sesama umat Muslim.
Baca juga: 35 judul kultum ramadhan untuk meningkatkan iman dan taqwa
Selama Ramadhan, umat Islam di Indonesia dikenal dengan semangat kebersamaannya, baik dalam beribadah maupun dalam kegiatan sosial. Hal ini tercermin dalam banyaknya program zakat, sedekah, dan berbagi takjil yang digelar oleh berbagai komunitas dan lembaga keagamaan.
Persiapan Menyambut Ramadhan
Untuk menyambut bulan suci ini, masyarakat Indonesia sudah mulai mempersiapkan diri, baik secara fisik maupun mental. Berbagai persiapan dilakukan mulai dari membeli bahan makanan untuk sahur dan buka puasa, menyusun jadwal ibadah, hingga mempersiapkan mental untuk menjalankan ibadah puasa dengan penuh ketenangan.
Selain itu, banyak masjid dan tempat ibadah lainnya yang sudah mempersiapkan berbagai kegiatan seperti tarawih berjamaah, kajian keagamaan, dan sedekah bagi masyarakat yang membutuhkan. Salah satu kegiatan yang semakin populer adalah bazar kuliner Ramadhan yang menjual berbagai makanan khas berbuka puasa, dari kolak hingga takjil.
Tradisi Ramadhan di Indonesia
Pada tahun ini, meski ada perbedaan dalam menentukan awal puasa, masyarakat Indonesia tetap akan merayakan Ramadhan dengan tradisi yang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Di berbagai daerah, termasuk Yogyakarta, berbagai acara keagamaan, bazar kuliner Ramadhan, dan kegiatan sosial akan menyemarakkan bulan suci ini.
Tak hanya itu, tradisi berbagi takjil, santap sahur bersama keluarga, dan panggung musik religi juga semakin menjadi rutinitas yang ditunggu-tunggu umat Islam. Acara semacam ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga mempererat tali silaturahmi antar umat.
Harapan di Bulan Ramadhan
Pada akhirnya, meskipun ada perbedaan penentuan tanggal awal Ramadhan, harapan dan doa umat Islam tetap sama, yakni untuk mendapatkan berkah dan rahmat dari Allah SWT. Berbagai kegiatan ibadah seperti tarawih, membaca Al-Qur’an, dan berzakat akan semakin mempererat ukhuwah Islamiyah dan memberikan manfaat bagi umat.
Di sisi lain, Ramadhan juga menjadi momen untuk meningkatkan kepedulian terhadap sesama. Banyak program sosial yang digelar untuk membantu mereka yang kurang mampu, seperti pembagian sembako, santunan anak yatim, hingga pembagian takjil gratis bagi para pengguna jalan.
Menyambut Hari Raya Idul Fitri
Tak hanya Ramadhan, umat Islam juga menantikan hari kemenangan, Idul Fitri, yang menandai berakhirnya puasa. Persiapan menyambut Lebaran di Indonesia sudah mulai terasa, dengan tradisi mudik, berkunjung ke keluarga, dan menikmati makanan khas lebaran yang penuh kebahagiaan. Meskipun pandemi Covid-19 masih meninggalkan jejak, umat Islam tetap berusaha merayakan Idul Fitri dengan penuh semangat dan rasa syukur.
Penutupan: Menyambut Ramadhan 2025, mari kita tingkatkan kualitas ibadah dan memperbanyak kebaikan. Apapun perbedaan awal Ramadhan, semoga bulan suci ini membawa berkah, kedamaian, dan kebahagiaan bagi seluruh umat Islam di dunia. Selamat menjalankan ibadah puasa, semoga segala amal ibadah diterima oleh Allah SWT.