Mengenal Pasaran Hari dalam Kalender Jawa

Share this post on:

Mengenal Pasaran Hari dalam Kalender Jawa

Kalender Jawa merupakan sistem penanggalan tradisional yang digunakan oleh masyarakat Jawa. Kalender ini tidak hanya mengacu pada perhitungan tahun, bulan, dan hari, tetapi juga memperhitungkan pasaran, yang terdiri dari lima nama yang berulang setiap lima hari sekali. Pasaran ini memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat Jawa, baik dalam hal perencanaan aktivitas sehari-hari maupun kegiatan ritual atau adat.

Apa itu Pasaran dalam Kalender Jawa?

Pasaran adalah siklus lima hari yang dihubungkan dengan hari dalam seminggu. Setiap hari dalam minggu berpasangan dengan satu nama pasaran, dan urutannya kembali berulang setelah lima hari. Dengan demikian, sistem pasaran ini memiliki siklus tetap yang digunakan untuk menentukan hari yang lebih spesifik berdasarkan dua faktor: hari dalam minggu dan pasaran yang menyertainya.

Berikut adalah lima pasaran yang ada dalam kalender Jawa:

1. Legi

2. Pahing

3. Pon

4. Wage

5. Kliwon

 

Pasaran ini berulang dalam urutan tertentu, dan kombinasi antara nama hari dan pasaran ini dianggap memiliki arti khusus yang memengaruhi kehidupan spiritual, sosial, dan keberuntungan seseorang.

Urutan Pasaran dalam Kalender Jawa

Setiap hari dalam seminggu berpasangan dengan salah satu pasaran, dan urutannya adalah sebagai berikut:

Senin Legi

Selasa Pahing

Rabu Pon

Kamis Wage

Jumat Kliwon

Sabtu Legi

Minggu Pahing

Siklus ini berulang setiap lima hari. Artinya, setelah lima hari berlalu, urutannya kembali pada posisi yang sama. Ini adalah dasar dari sistem pasaran yang digunakan oleh masyarakat Jawa.

Karakteristik dan Makna Setiap Pasaran

Setiap pasaran dalam kalender Jawa diyakini memiliki karakteristik atau energi tertentu yang memengaruhi peristiwa atau tindakan yang dilakukan pada hari tersebut. Berikut adalah beberapa penjelasan tentang setiap pasaran:

1. Legi
Pasaran Legi dianggap memiliki keberuntungan atau energi positif yang mendukung keberhasilan dan pencapaian. Oleh karena itu, banyak orang memilih untuk melaksanakan acara besar atau penting, seperti pernikahan atau pembukaan usaha, pada hari Legi. Hari Legi sering dianggap membawa aura yang baik, serta energi yang mendukung niat baik.

2. Pahing
Pahing adalah pasaran kedua dalam siklus. Masyarakat Jawa sering mengaitkan Pahing dengan energi yang lebih kuat dan penuh tantangan. Pasaran ini dipercaya dapat memberikan keteguhan hati dan kekuatan dalam menghadapi kesulitan. Oleh karena itu, Pahing sering dipilih untuk kegiatan yang membutuhkan usaha keras dan ketabahan.

3. Pon
Pasaran Pon adalah yang ketiga dalam siklus dan sering dianggap membawa keberuntungan yang datang setelah perjuangan. Pasaran ini dihubungkan dengan ketekunan dan kerja keras, serta hasil dari usaha yang tekun. Orang Jawa yang lahir pada hari Pon biasanya dianggap memiliki sifat-sifat seperti gigih dan penuh semangat.

vectorez

4. Wage
Wage adalah pasaran keempat yang dipercaya membawa keberuntungan melalui perubahan atau transisi. Pasaran ini sering dipilih untuk perjalanan jauh atau perubahan besar dalam kehidupan. Wage dianggap sebagai waktu yang tepat untuk mengambil keputusan besar atau menjalani langkah baru dalam hidup.

5. Kliwon
Pasaran terakhir, yaitu Kliwon, sering dikaitkan dengan energi magis dan mistis. Banyak upacara adat dan ritual spiritual dilakukan pada hari Kliwon karena dianggap membawa kekuatan luar biasa. Pasaran ini juga dipercaya memiliki pengaruh yang kuat terhadap kehidupan sosial dan spiritual, sering digunakan untuk acara besar seperti perayaan atau upacara.

 

Hubungan Hari dan Pasaran dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Sistem pasaran tidak hanya berfungsi untuk menandai waktu, tetapi juga digunakan untuk perhitungan astrologi, perencanaan kegiatan adat, dan keputusan penting dalam kehidupan masyarakat Jawa. Banyak orang memilih untuk mengadakan acara atau melaksanakan pekerjaan besar berdasarkan kombinasi hari dan pasaran yang dianggap paling menguntungkan atau tepat sesuai dengan tujuan mereka.

Misalnya, sebuah keluarga bisa memilih untuk melangsungkan pernikahan pada hari Senin Legi karena diyakini akan membawa berkah dan keberuntungan. Atau, seseorang yang hendak memulai perjalanan penting bisa memilih Kamis Wage, karena dianggap mendukung perubahan dan kesuksesan.

Filosofi dan Kepercayaan di Balik Pasaran

Setiap pasaran dalam kalender Jawa bukan hanya sekadar tanda waktu, tetapi memiliki filosofi yang mendalam. Pasaran dipercaya memengaruhi sifat dan takdir seseorang, baik yang lahir pada hari tertentu maupun yang melakukan kegiatan pada hari itu. Misalnya, seseorang yang lahir pada Hari Rabu Pon mungkin dianggap memiliki kepribadian yang gigih dan penuh semangat, sementara seseorang yang lahir pada Jumat Kliwon mungkin dianggap memiliki kedalaman spiritual atau kepekaan yang tinggi.

Selain itu, pasaran juga digunakan untuk menentukan waktu yang baik atau buruk untuk melakukan sesuatu, seperti membangun rumah, memulai usaha, atau melakukan perjalanan jauh. Karena itu, banyak orang Jawa yang menggunakan sistem ini dalam kehidupan sehari-hari sebagai pedoman.

Kesimpulan

Sistem pasaran dalam kalender Jawa merupakan salah satu warisan budaya yang kaya dan sarat dengan makna. Setiap pasaran membawa karakteristik tertentu yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa. Oleh karena itu, kalender ini tidak hanya digunakan untuk menandai hari-hari biasa, tetapi juga sebagai panduan spiritual, sosial, dan budaya dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Meskipun penggunaan sistem pasaran ini lebih dikenal di kalangan masyarakat Jawa, pengaruhnya tetap terasa dalam kehidupan sehari-hari hingga saat ini. Dengan memahami sistem ini, kita dapat lebih menghargai nilai-nilai tradisional yang terkandung dalam budaya Jawa serta bagaimana mereka melihat hubungan antara waktu, alam, dan kehidupan sosial.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page