Liburan ke Jogja Asyiknya Wisata Ke Keraton Yogyakarta

Share this post on:

Keraton Yogyakarta atau Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat adalah salah satu ikon budaya dan sejarah yang sangat penting di Yogyakarta, sekaligus menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Yogyakarta. Dikenal karena keindahan arsitektur tradisionalnya, keraton ini juga berfungsi sebagai tempat tinggal Sultan beserta keluarga kerajaan, serta sebagai pusat pelestarian budaya Jawa.

Sejarah Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta didirikan pada 7 Oktober 1755 oleh Sultan Hamengkubuwono I. Pendirian keraton ini berawal dari perjanjian Giyanti antara VOC dan Sultan Mataram yang mengakibatkan pembagian wilayah Mataram. Sultan Hamengkubuwono I memindahkan ibu kota kerajaan dari Kartasura ke Yogyakarta dan membangun keraton sebagai pusat pemerintahan serta budaya.

Sejak saat itu, Keraton Yogyakarta menjadi tempat tinggal bagi Sultan dan keluarganya hingga kini. Meskipun Indonesia sudah merdeka, Sultan Yogyakarta tetap memiliki peran sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang menjadikan Yogyakarta satu-satunya daerah dengan status khusus dalam pemerintahan Indonesia.

Arsitektur Keraton Yogyakarta

Arsitektur Keraton Yogyakarta menggabungkan elemen-elemen tradisional Jawa dengan pengaruh budaya Hindu-Buddha dan Islam. Beberapa ciri khas dari keraton ini antara lain:

Pendopo: Ruang terbuka dengan atap tumpang yang digunakan untuk menggelar acara atau upacara kerajaan.

Alun-Alun: Keraton Yogyakarta memiliki dua alun-alun besar di depan keraton. Di masing-masing alun-alun terdapat pohon beringin besar yang memiliki nilai simbolis.

Bangsal: Ruang pertemuan di dalam keraton yang digunakan untuk menerima tamu penting.

Taman Sari: Sebuah kawasan yang dulunya digunakan sebagai tempat rekreasi keluarga Sultan, termasuk kolam pemandian yang sangat indah.

Fungsi Keraton Yogyakarta

Pusat Kebudayaan: Keraton Yogyakarta memainkan peran penting dalam melestarikan kebudayaan Jawa, terutama dalam bidang seni, musik, tari, dan ukir.

Wisata Sejarah: Keraton Yogyakarta adalah salah satu tujuan wisata utama di Yogyakarta. Pengunjung bisa melihat langsung kehidupan kerajaan, berbagai koleksi bersejarah, dan mengikuti acara budaya.

Fasilitas di Keraton Yogyakarta

Museum Keraton: Di sini, pengunjung dapat melihat koleksi artefak, senjata, pakaian kerajaan, dan barang-barang bersejarah yang berkaitan dengan Kesultanan Yogyakarta.

Paviliun dan Bangsal: Beberapa bangsal dan paviliun di dalam keraton terbuka untuk pengunjung, memberikan gambaran tentang kehidupan kerajaan.

Pameran Seni dan Budaya: Keraton ini sering mengadakan acara budaya, pertunjukan seni, dan upacara tradisional yang bisa dinikmati oleh wisatawan.

Harga Tiket Masuk

Harga tiket masuk Keraton Yogyakarta untuk wisatawan domestik adalah Rp 10.000, sementara untuk wisatawan mancanegara sekitar Rp 25.000. Biaya ini dapat berubah tergantung pada kebijakan yang berlaku. Ada juga biaya tambahan jika pengunjung ingin menggunakan jasa pemandu wisata untuk mendapatkan informasi lebih rinci tentang sejarah dan budaya keraton.

Jam Operasional

Keraton Yogyakarta biasanya buka setiap hari dari 09.00-14.00 WIB (Senin sampai Sabtu). Pada hari Minggu, jam buka biasanya lebih panjang hingga pukul 15.00 WIB. Namun, jam operasional dapat berubah sewaktu-waktu, terutama saat ada acara khusus atau hari libur.

Cara Mencapai Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta terletak di Jalan Ngadisuryan No. 1, Yogyakarta, dan mudah diakses dari pusat kota. Anda bisa menggunakan transportasi umum, becak, atau kendaraan pribadi untuk mencapai keraton. Lokasi keraton sangat dekat dengan area wisata lain seperti Taman Sari, Alun-Alun Kidul, dan Malioboro, sehingga memudahkan wisatawan untuk mengunjungi beberapa tempat dalam satu perjalanan.

Keraton Yogyakarta adalah tempat yang sangat penting dalam sejarah dan budaya Yogyakarta. Dengan arsitektur yang menawan, koleksi benda-benda bersejarah, serta peranannya dalam melestarikan budaya Jawa, keraton ini menjadi destinasi wisata yang wajib dikunjungi bagi siapa saja yang ingin memahamilebih dalam tentang sejarah dan tradisi Yogyakarta.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page